Permasalahan ketahanan pangan yang dalam perkembangannya mengalami perubahan yang semakin cepat akibat pertumbuhan penduduk, infrastruktur pertanian yang rusak, penurunan jumlah rumah tangga petani, hingga proses transformasi struktural yang tidak berjalan sebagaimana mestinya semakin memaksa manusia untuk terus menemukan inovasi untuk melakukan pembuatan hingga pengolahan pangan dengan baik.
Kegiatan akuakultur atau budidaya biota air kini mulai banyak diketahui dan dipraktekan oleh sebagian besar penduduk dunia, terutama yang mendiamidaerah dataran rendah, sekitar daerah aliran sungai, waduk, danau, dan pantai. Akuakultur merupakan kegiatan pemeliharaan flora dan fauna air, tetapi tidak termasuk dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan pembenihan jenis-jenis biota untuk akuarium, biota untuk eksperimen atau percobaan di laboratorium, dan biota yang dipelihara khusus untuk memenuhi kebutuhan perseorangan. Dalam prakteknya, selain untuk memenuhi kebutuhan individual, akuakultur juga dapat digunakan sebagai usaha untuk memproduksi biota air
pada skala besar (komersial) berkaitan dengan beberapa disiplin ilmu, termasuk
ilmu pertanian, perikanan, hukum, ekonomi, kimia, teknik dan biologi.
Kualitas Air
Air yang digunakan untuk usaha akuakultur dapat bersumber dari air permukaan (danau, kolam, sungai) atau air tanah (sumur). Air dari kedua sumber air tersebut mempunyai sifat yang berbeda. Air asin, selain dapat diperoleh dari air permukaan (laut), dapat pula diperoleh dengan membuat sumur pada kedalaman tertentu sehingga ditemukan sumber air asin. Penanganan untuk air asin harus dilakukan secara cermat karena sifatnya yang korosif (bereaksi dengan besi dan logam).
Penanganan Air
Air yang masuk ke suatu sistem akuakultur harus dijaga kejernihannya dan bebas dari predator. Predator yang ikut masuk ke tempat budidaya akan menurunkan produktifitas. Kotoran dan partikel yang larut dalam air harus dicegah sekecil mungkin. Selain itu, nutrisi yang berlebihan di dalam air juga akan berbahaya karena dapat menyebabkan pertumbuhan mikroalge yang terlalu cepat (blooming). Pertumbuhan mikroalge yang tidak terkontrol akan
menurunkan kualitas air dan meracuni biota yang dipelihara. Air juga perlu didisinfeksi untuk membunuh mikroba dan larva binatang yang berukuran sangat kecil dengan menggunakan penyinaran atau radiasi ultraviolet (UV), ozonisasi, dan penambahan klor kedalam air. Air perlu diaerasi untuk menambah kandungan oksigen terlarut ke dalam air. Kandungan oksigen
terlarut yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan konversi makanan yang rendah. Oleh karena itu, kandungan oksigen terlarut di dalam air harus selalu dikontrol secara cermat.
Sistem budidaya
Tidak ada dua fasilitas akuakultur yang dioperasikan dengan cara yang sama. Secara umum sistem budidaya biota air dikelompokan menjadi tiga, yaitu: sistem terbuka, semi terbuka, dan tertutup. Masing-masing sistem mempunyai sifat khusus yang berbeda, dengan kelebihan dan kekurangannya. Pemilihan suatu sistem budidaya tergantung pada biota yang akan dipelihara, sumberdaya yang tersedia, dan ide atau gagasan si pembudidaya.
Sistem akuakultur terbuka merupakan sistem yang paling tua dan masih banyak dipakai sampai saat ini. Pada sistem ini biota ditempatkan di alam terbuka seperti teluk dan danau. Arus air yang mengalir secara alami akan membawa oksigen kelokasi budidaya, mengangkut dan membuang kotoran keluar dari lokasi budidaya, bahkan juga membawa makanan ke tempat dimana biota dipelihara.
Sistem akuakultur semi terbuka merupakan sistem yang sangat populer, dimana sumberdaya air untuk budidaya diambil (dipompa) dari danau, teluk, sumur, atau sumber lain di alam. Air dipompa dan dialirkan ke suatu tempat yang dibangun khusus untuk memelihara biota air (kolam, tambak, parit), baik air tersebut dipakai sekali jalan (single pass) maupun digunakan berulang kali (recirculated).
Sistem akuakultur tertutup merupakan sistem budidaya yang hampir tidak atau hanya sedikit melakukan penggantian air. Air yang digunakan pada sistem ini mengalami penanganan khusus untuk mempertahankan agar kwalitasnya selalu terjaga baik dan memenuhi syarat untuk budidaya.
Sumber: Link