Pak Meki, anak kelima dari sembilan bersaudara, merupakan penerus dari usaha pemberdayaan masyarakat lokal, CV. Tifa Rusa. Usaha ini berfokus pada pertanian padi yang awalnya berkembang dari minat untuk memelihara sapi di lahan warisan ayahnya seluas 500 x 1.500 meter. Meski lahan tersebut memiliki lapisan gambut yang tipis, Pak Meki berhasil mengubahnya menjadi lahan pertanian yang produktif dan berkontribusi sebagai pemasok pangan di daerah Merauke.
Pada tahun 2001, setelah orang tua Pak Meki membeli tanah dari masyarakat lokal dengan dukungan pemerintah daerah, lahan ini pertama kali digunakan untuk memelihara ikan mas oleh mendiang ayahnya. Namun, ketika Pak Meki mengambil alih pada tahun 2010, ia memutuskan untuk beralih ke beternak sapi. Dua tahun kemudian, ia melihat potensi lahan tersebut untuk pertanian padi, terutama karena berkurangnya vegetasi liar setelah digembalakannya sapi secara free-range.
Untuk mempersiapkan lahan pertanian, Pak Meki menerapkan metode pembukaan lahan dengan membabat area gambut tipis. Bantuan dari pemerintah berupa pupuk cair juga dimanfaatkan untuk memperkaya nutrisi tanah. Pak Meki pun mulai menanam varietas padi seperti Kabir 07, Impari 32, 36, 43, dan yang kini menjadi andalan adalah Impari 42.
Dengan metode yang inovatif ini, Pak Meki berhasil mengubah lahan suboptimal menjadi area pertanian yang produktif. Pada awalnya, hanya 10% dari lahan yang diolah, dan Pak Meki berhasil memanen sekitar 5 hingga 7 ton padi. Namun, seiring waktu, ia berhasil memperluas area tanam hingga 45 hektar, menghasilkan lebih dari 100 ton padi kering pada panen tahun 2024.
Padi yang diproduksi oleh Pak Meki tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga didistribusikan hingga ke pedalaman Merauke, menjadikannya salah satu pemasok pangan utama di daerah tersebut. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan taraf hidup keluarganya tetapi juga menginspirasi banyak petani lokal untuk ikut serta dalam pengembangan pertanian padi di lahan-lahan yang sebelumnya dianggap kurang produktif.
Keberhasilan Pak Meki dalam memanfaatkan lahan suboptimal di Merauke memberikan harapan baru bagi pengembangan pertanian di daerah tersebut. Dengan rencana untuk mengintegrasikan kembali peternakan dan pertanian, serta menggunakan teknologi yang lebih canggih, Pak Meki optimis bahwa Kabupaten Merauke dapat terus berkembang sebagai sentra pangan di Provinsi Papua Selatan.