Mari berkenalan dengan Pak Irwan yang berasal dari Pontianak Utara, Kalimantan Barat. Sejak 2003, ia telah mengabdikan dirinya sebagai petani di lahan gambut. Lahir pada tahun 1984 di Pulau Kalimantan Barat, Pak Irwan memulai perjalanan pertaniannya sejak remaja bersama kedua orang tuanya membuka dan mengelola lahan gambut yang konon sukar ditumbuhi tanaman.
Awalnya ia merasa kebingungan, sebab bertani di lahan gambut bukanlah perkara mudah. Ia bersama kedua orang tuanya mencoba berbagai cara untuk mengurangi kadar asam di tanah gambut miliknya. Namun tetap saja, musim kemarau menjadi penghalang bagi mereka untuk bertani di lahan gambut, sebab tanaman sukar tumbuh dan kondisi tanah terlalu kering sehingga tanaman rentan mati. Sementara di musim penghujan, kondisi tanah juga akan menjadi terlalu basah dan lembek sehingga tanaman tak dapat tumbuh.
Tak bisa tinggal diam, Pak Irwan mulai belajar dari petani lain untuk mencari solusi dan terus bereksperimen. Hingga di tahun 2015, penggunaan Kapur Dolomit sebagai pengganti garam kasar untuk pengurangan kadar asam di tanah mereka membuahkan hasil. Sampai hari ini, Pak Irwan bisa mendapat hasil pertanian yang lebih efektif dan efisien melalui berbagai jenis sawi, kangkung, bayam hingga lobak yang mampu dihasilkan sampai 9 ton per harinya. Karakternya yang visioner dan pembelajar, membuat Pak Irwan ingin terus menjajaki jenis tanaman lain seperti cabai, tomat dan semangka di atas lahan gambut yang penuh tantangan.
Inovasinya bertani di lahan gambut tentu berpengaruh bagi petani-petani lain di sekitarnya. Lahan-lahan lain kemudian dibuka untuk pertanian sayuran oleh petani lainnya. Hingga pada tahun 2021, Pak Irwan yang juga menjadi Ketua Rukun Warga (RW) 33 bersama rekan-rekan seperjuangan membentuk Badan Usaha Milik Rukun Warga (BUMRW). Melalui BUMRW, perjuangan melanjutkan pertanian gambut dikembangkan dan dioptimalkan melalui pelatihan-pelatihan, kunjungan belajar serta penelitian dari mahasiswa, akademisi maupun bantuan dari pemerintah setempat.
Bagi Pak Irwan, keberlanjutan pertanian gambut di daerahnya harus terus dilanjutkan dan didukung oleh berbagai pihak. Peningkatan kapasitas para petani dalam mengelola lahan, pupuk dan tanaman menjadi modal utama yang harus terus diperhatikan. Namun, dirinya juga merasa bahwa dengan hasil pertanian yang besar harus pula didukung dengan pangsa pasar yang berpihak kepada para petani.
20 tahun telah berlalu sejak pertama kali mengarungi dunia pertanian, namun api semangat Pak Irwan tidak pernah pudar meski badai dan halang rintang silih berganti menemuinya. Ia berusaha untuk terus menyalakan api semangat dalam menimba ilmu, berinovasi dan membagikannya kepada para kelompok tani yang dinaungi. Baginya, keberlanjutan pertanian gambut adalah tanggungjawab bersama.
Kisah Pak irwan telah berhasil menginspirasi petani lainnya untuk mengikuti jejaknya. Kampung Gambut Kuat Sihir menjadi sebagai salah satu sentra produksi sayuran terbesar di Kota Pontianak yang dibuktikan dengan kisah dari Pak Irwan.