Pak Asram, pria yang berusia 39 tahun ini besar dan tinggal di Desa Tanjung Baik Budi. Pada awal 2024 mulai memberanikan diri untuk melakukan budidaya holtikultura di lahan rawa. Hal ini berangkat dari keresahannya melihat lahan rawa yang kerap dibakar secara tidak bijak dan menyebabkan berbagai kerugian mulai dari kerugian finansial, kesehatan, dan kerusakan lingkungan.

Dengan melihat potensi lahan yang dapat dimanfaatkan secara produktif, ia memutuskan untuk mengubah lahan rawa menjadi lahan pertanian. Sebagai langkah awal, ia dan beberapa rekannya mulai menanam berbagai jenis tanaman holtikultura seperti semangka, timun, dan cabai di atas lahan seluas 士 8.000 m2.

Mengelola lahan rawa memiliki kesulitan tersendiri karena banyak vegetasi yang memiliki akar tunjang hingga satu meter ke dalam tanah sehingga membutuhkan usaha lebih untuk membersihkannya. Namun hal ini tidak menjadi kendala karena kuatnya rasa ingin tahu menjadi semangat ia dan rekannya dalam melakukan budidaya ini.

Meski awalnya dipandang sebelah mata dan dianggap “tidak waras” karena bercocok tanam di lahan rawa, kini Pak Asram mampu menjadi sumber inspirasi bagi petani-petani di sekitarnya untuk mengoptimalkan potensi lahan mereka agar lebih produktif. Hal ini terlihat dengan bergabungnya beberapa petani dalam belajar teknik budidaya tanam holtikultura untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga bahkan dijadikan sebagai sumber penghasilan.

Besar harapan Pak Asram dan petani lainnya agar ke depannya bisa mendapatkan dukungan teknologi dengan tetap mempertahankan kearifan lokal dalam bertani agar hasil yang didapatkan melimpah dan dapat menjadikan Desa Tanjung Baik Budi sebagai salah satu lokasi pemasok kebutuhan sayur dan buah yang ada di Kabupaten Ketapang.

“Saya lebih condong untuk bertani di tanah milik saya sendiri ketimbang di tempat lain, karena saya memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi lahan saya sendiri sehingga harapannya dapat berperan sebagai penyuplai hasil pertanian untuk daerah lain”.

Pesan kepada semua petani, semoga seluruh petani benar-benar menjadi petani, dan semoga generasi penerus kita tidak merasa malu menjadi petani karena petani adalah pilar utama kehidupan banyak orang melalui hasil pertanian mereka.