Pak Basri, pria berusia 56 tahun dari Desa Kampung Keramat, telah mendedikasikan hidupnya untuk pertanian sejak tahun 2005. Pendidikan formalnya di Sekolah Pertanian Pembangunan angkatan 1989 menjadi dasar kuat bagi pengabdiannya. Sejak 2011, beliau memfokuskan upayanya pada budidaya tanaman pangan di lahan rawa dan gambut yang dulunya tidak terpakai akibat penebangan hutan secara liar.

Melihat potensi lahan yang dapat dioptimalkan, Pak Basri mulai mengembangkan budidaya padi di UPT Balai Benih dimana tantangan yang dihadapi oleh Pak Basri tidaklah sedikit. Pada awal mula membuka lahan untuk pertanian di Desa Jaya Makmur, lahan tersebut masih memiliki ketebalan gambut sekitar 15-20cm. Namun, karena setiap tahun dilakukan dua kali pengolahan tanah maka gambutnya semakin lama semakin habis. Selain itu, di wilayah tersebut termasuk dalam lahan pasang surut sehingga penurunan zat asam menjadi lebih cepat dengan adanya pola pengairan saluran irigasi yang baik.

Kekurangan tenaga kerja untuk penyulaman mampu diatasi dengan inovasi teknologi pertanian sistem tabela (Tanam Benih Langsung) menggunakan pipa paralon. Selain itu, musim kemarau yang sulit diprediksi dan proses pemanenan yang lama juga mengancam kualitas hasil panen. Namun dengan mesin combine, beliau berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas panen. Kurang luasnya lantai jemur pun diatasi dengan penggunaan terpal sehingga dalam setahun, Pak Basri mampu menanam padi sampai dua kali siklus penanaman ASEP (April-September) dan OKMAR (Oktober-Maret).

Pertanian di Desa Jaya Makmur sangat penting karena menjadi sumber utama pendapatan dan pangan bagi masyarakat setempat. Sawah-sawah di desa tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal tetapi juga menjadi sumber penghasilan bagi para petani. Teknologi modern seperti mesin combine telah membawa perubahan signifikan, memungkinkan panen yang lebih cepat dan efisien.

Pak Basri menekankan pentingnya manajemen pertanian yang baik dan komunikasi antar petani untuk mengurangi hama dan mencegah kegagalan panen. Pemerintah juga perlu lebih kooperatif dalam memasok pupuk yang sering sulit didapatkan. Hasil panen dari sawah Pak Basri biasanya didistribusikan kepada pemborong atau dijual ke tengkulak dan masyarakat setempat dapat membeli padi dari UPT Balai Benih untuk dijadikan benih padi yang akan mereka tanam.

“Seiring berkembangnya penduduk Desa Jaya Makmur yang sangat pesat perluasan dan perubahan lahan menjadi perumahan, maka diharapkan perjuangan ini terus dilanjutkan. Petani muda harus memiliki inovasi yang baik khususnya dibidang pertanian padi.”

Harapan beliau kepada pemerintah khususnya kepada pembina petani dan penyuluh untuk wilayah Kecamatan Katingan Kuala diberikan pendampingan yang lebih dan merata persebarannya. Pendamping petani juga jangan hanya diutamakan di daerah kota saja, agar petani desa dapat dengan cepat menerima informasi terbaru dan dapat meningkatkan produksi panen masyarakat.