TJF Soroti Pengelolaan Gambut Berkelanjutan sebagai Nature-Based Solution di AsiaFlux Conference 2025

21 November 2025 16:52

TJF Soroti Pengelolaan Gambut Berkelanjutan sebagai Nature-Based Solution di AsiaFlux Conference 2025

Pangkalan Kerinci, Riau – Pada 20-25 Oktober 2025 lalu, Tay Juhana Foundation (TJF) mengirim dua perwakilan, yaitu Safira Eka Aprianti (Peneliti Agroforestri) dan Nurul Ihsan Fawzi (Operational Manager), untuk menghadiri acara tahunan AsiaFlux Conference. Konferensi ini merupakan forum unggulan di kawasan Asia bagi para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan praktisi yang bekerja pada isu pertukaran ekosistem-atmosfer dan solusi iklim berbasis lahan. Acara ini terus memainkan peran penting dalam memperkuat kolaborasi regional dan global sekaligus menginspirasi generasi ilmuwan berikutnya.

Penyelenggaraan tahun ini menandai langkah monumental pertama kalinya AsiaFlux Conference diadakan di Indonesia, setelah sebelumnya berlangsung di Korea Selatan (2023) dan Tiongkok (2024). Selama satu pekan, rangkaian kegiatan meliputi pelatihan pengukuran flux, sesi konferensi ilmiah, pertemuan peneliti muda, dan kunjungan lapangan.

Dengan tema “Nature-Based Solutions for Asia: From Advanced Science and Technology to Practices,” konferensi 2025 menekankan pentingnya menghubungkan temuan ilmiah dengan solusi iklim yang dapat diterapkan secara nyata, inklusif, dan terverifikasi. Diskusi-diskusi yang berlangsung menyoroti peran strategis Nature-Based Solutions (NbS) dalam mendorong mitigasi dan adaptasi iklim di berbagai bentang alam di Asia.

Pelatihan Pengukuran Flux

Pada sesi Pelatihan Pengukuran Flux, para peserta diperkenalkan dengan teknik pengukuran Eddy Covariance, salah satu pendekatan paling maju untuk memonitor flux di ekosistem. Pelatihan ini mengantarkan peserta untuk memahami dasar-dasar teknik pengukuran tersebut, mulai dari teori, cara kerja instrumen, hingga proses analisis data.

Pelatihan ini menekankan pentingnya memantau jejak gas emisi (gas fluxes) sebagai dasar untuk memahami perubahan dan aktivitas dalam ekosistem. Setelah itu, peserta diperkenalkan pada teknik pengukuran jejak gas emisi di tanah, mulai dari penyiapan dan pemasangan alat, proses instalasi di lapangan, hingga perhitungan nilai flux yang dihasilkan.

Peserta diajak memahami melalui demonstrasi langsung dan sesi praktik instalasi alat, sekaligus pengenalan carbon dioxide isotope analyzer terbaru yang mewakili teknologi terdepan dalam pengukuran flux.


Presentasi Poster TJF

Pada kesempatan ini, TJF berkesempatan memaparkan penelitiannya melalui poster berjudul “Enhancing Peatland Soil Health through Coconut-Based Agroforestry in Indragiri Hilir, Riau, Indonesia.” Studi ini menampilkan evaluasi dan perbandingan kesehatan tanah gambut antara sistem monokultur kelapa dan sistem agroforestri berbasis kelapa di Pulau Burung, Indragiri Hilir dengan menampilkan agroforestri sebagai NbS yang menjanjikan untuk meningkatkan kondisi tanah (melalui peningkatan siklus hara) serta mendukung pengelolaan gambut yang berkelanjutan.

Dengan menggunakan pendekatan Soil Quality Index (SQI) yang mengintegrasikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, penelitian ini menemukan bahwa sistem agroforestri mencatat skor lebih tinggi (57,68%) dibandingkan monokultur (46,04%). Temuan ini menunjukkan kesehatan tanah yang lebih baik dan performa ekosistem yang lebih tangguh pada sistem agroforestri.

Presentasi poster ini berhasil menarik perhatian banyak peserta, terutama karena ketertarikan mereka terhadap budidaya kelapa di tanah gambut dan potensi agroforestri dalam meningkatkan fungsi tanah dan ketahanan ekosistem. Diskusi yang terbangun membuka peluang kolaborasi dan pertukaran pengetahuan terkait pendekatan inovatif dalam pengelolaan gambut berkelanjutan.


Pertemuan Peneliti Muda (Young Scientists Meeting)

Sesi pertemuan peneliti muda ini dirancang untuk mempertemukan para peneliti muda dalam menumbuhkan masa depan ilmu pengetahuan yang lebih kolaboratif. Dalam ruang yang terbuka dan energik, para peneliti tingkat awal diajak bertukar gagasan, membangun jejaring, dan belajar langsung dari para ilmuwan perempuan terkemuka dalam riset flux, seperti Prof. Angela Gallego Sala (University of Exeter, UK), Prof. Elise Pendall (Western Sydney University, Australia), Dr. Lulie Melling (Sarawak Tropical Peat Research Institute, Malaysia), dan Dr. Sonya Dewi (CIFOR-ICRAF, Indonesia).

Melalui sesi ini, peserta dapat memperoleh wawasan berharga tentang perjalanan riset para pembicara dan dampak nyata dari karya mereka, sekaligus menjajaki peluang kolaborasi ke depan. Selain diskusi, sesi ini menjadi ruang bermakna bagi peserta untuk berbagi pengalaman riset, mencari peluang beasiswa, dan terhubung dengan rekan peneliti dari berbagai latar belakang. Suasana inklusif ini menumbuhkan rasa kebersamaan—mendukung peneliti muda untuk berkembang, berkolaborasi, dan berkontribusi pada kemajuan ilmu ekosistem global.

Kunjungan Lapangan

Perwakilan TJF juga berkesempatan mengikuti kunjungan lapangan ke perkebunan Eucalyptus di Kabupaten Kampar, sebuah lokasi yang terdiri dari 70% area Eucalyptus dan 30% hutan riparian dengan lebih dari 46 genus pohon. Hutan riparian terletak di dataran sepanjang tepian sungai dan menjadi habitat bagi keanekaragaman hayati, termasuk spesies penting seperti gajah.

Dalam kunjungan ini, peserta menyaksikan berbagai kegiatan riset, seperti pengukuran flux melalui menara Eddy Covariance, pemantauan kecepatan aliran getah, penilaian flux metana pada batang dan karbon dioksida tanah, serta pengamatan hutan riparian secara langsung. Data flux karbon, air, dan energi yang didapat dari lokasi ini memainkan peran penting untuk dapat memahami dinamika ekosistem yang kompleks di lingkungan hutan dengan lanskap campuran tersebut.

Melalui kegiatan ini, TJF juga mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi pendekatan riset baru yang relevan untuk pengembangan proyek di masa mendatang, sekaligus memperluas jaringan dengan para peneliti di bidang kehutanan, gambut, dan studi terkait iklim.

Memperkuat Langkah ke Depan

Meski konferensi telah berakhir, pengalaman partisipasi TJF semakin meneguhkan komitmen kami untuk mendorong solusi berbasis sains bagi pengelolaan gambut berkelanjutan. Selama kegiatan, kami mendapat banyak pembelajaran, membangun koneksi baru, dan menjajaki peluang kolaborasi yang memperluas cara pandang kami—sekaligus menegaskan kembali betapa pentingnya Nature-Based Solutions dalam menghadapi tantangan iklim dan perubahan bentang alam di Asia.

Wawasan dan pengalaman ini akan menjadi bekal penting bagi langkah-langkah kami ke depan menuju masa depan yang lebih tangguh dan adaptif, baik untuk Indonesia maupun kawasan sekitarnya. Ikuti terus perjalanan kami dalam mengembangkan solusi berbasis bukti, dan temukan lebih banyak riset serta insight TJF tentang ekosistem gambut, pertanian berkelanjutan, dan ketahanan iklim melalui Instagram dan LinkedIn kami.

Category

Proceeding

Topic

Agroforestri

TJF Update

Climate Resilience

Share This Article
facebooktwitterlinkedinwhatsapp

Kobexindo Tower – 2nd Floor, Jl. Pasir Putih Raya Blok No.E-5-D, Ancol, Pademangan, North Jakarta, Indonesia, 14430

Phone: (021) 6603926
WhatsApp: +62 815 8855 584

Ikuti media sosial kami:
[object Object][object Object][object Object][object Object]

Kebijakan Privasi

Copyrights © 2025 Tay Juhana Foundation